Tuesday 21 April 2009

Sebuah Pelajaran Menaklukkan Hati..

Dikutip dari "nikmati hidupmu" karya 'Muhammad Al 'Arifi'

_Kunci Pembuka Hati_

Setiap pintu pasti punya kunci. Dan, kunci yang sesuai untuk membuka hati manusia adalah mengenali karakter mereka. Maka, memecahkan persoalan seseorang, mendamaikan, mengambil manfaat, dan menghindari kejahatan mereka akan jadi berarti jika mengenali karakter tiap-tiap orang yang engkau hadapi..
Anggap saja seorang pemuda terlibat konflik dengan ayahnya. Pertengkaran terus memanas, sampai akhirnya sang ayah mengusir anak dari rumah. Setiap si anak berusaha kembali, sang ayah tetap bersikeras dengan keputusannya.
Engkaupun masuk ke tengah gelanggang, bermaksud mendamaikan mereka. Engkau sampaikan pada sang ayah beberapa ayat Al-Qur'an, dengan harapan ia takut pada dosa memutus hubungan. Tetapi ia tidak mengindahkanmu, amarahnya terus menggelegak.
Selanjutnya, engkau mencoba cara lain untuk memperbaiki hubungan mereka. Engkau tahu betul bahwa tipikal ayah aitu penyayang. Maka, dalam kesempatan yang lain engkau mendatanginya dan berkata, "Wahai fulan, tidakkah engkau menyayangi anakmu? Ia tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit. Di sini engkau bisa makan dan minum, sementara anakmu tak kuasa menahan haus dan lapar. Tidakkah terpikir olehmu bagaimana keadaannya saat engkau mengangkat sepotong roti ke mulutmu? Tidakkah engkau berpikir bagaimana ia berjalan di bawah terik sinar matahari? Tidakkah teringat olehmu saat engkau menimang-nimang di waktu kecil, kemudian engkau dekap ke dadamu, dan engkau hujani dengan ciuman sayang? Relakah engkau melihatnya meminta-minta berharap belas kasih orang lain, sementara orang tuanya masih hidup?" Perhatikan reaksinya. Pastilah kasih sayang ayah itu tergelitik oleh perkataan ini. Jika begitu, ia terus merangsek lebih dekat dan lebih dekat lagi pada titik pertemuan.
Andaikata ayah anak itu tergolong kikir dan cinta harta, engkau katakan padanya, "Wahai fulan, jangan menyudutkan dirimu sendiri. Kembalikan anakmu pada pengawasanmu dan ayomanmu. Aku khawatir ia akan mencuri atau merampok. Jika itu terjadi, pengadilan mewajibkanmu mengganti semua yang telah ia curi. Selain itu, engkau dibebani memperbaiki segala sesuatu yang dirusaknya. Sebab, bagaimanapun juga engkau ayah dari anakmu itu. Karena itu, berhati-hatilah!" Perhatikan, niscaya ayah yang kikir itu akan memperhitungkannya kembali dari awal.
(bersambung dulu yakz...)


No comments:

Post a Comment

thank's for your comment...